â�¢ 10 Manusia yang memiliki kemampuan aneh dan unik  â�¢ Pohon Berkulit Koin  â�¢ Satelit Buatan Mahasiswa Indonesia  â�¢ Macam-Macam Jenis Kentut  â�¢ Kode Rahasia Blackberry  â�¢ Password paling Populer Didunia  â�¢ Jembatan Tertua Didunia  â�¢ Artis Blue film Terkenal didunia  â�¢ Rahasia Menara Pisa  â�¢ Kuburan Alien  â�¢ Virus Komputer yang Paling Berbahaya  â�¢ Tanda-tanda Kehidupan Dari Mars  â�¢ Pembangkit listrik Tenaga Surya Terbesar  â�¢ Bakteri pengganti pasta gigi  â�¢ Pemutar Musik Tenaga Detak Jantung  â�¢ Penemuan Thomas Alva Edison yang belum Terungkap  â�¢ Penemuan Mesin Waktu  â�¢ Lem Luar Angkasa  â�¢ SMS Gratis Lewat Google  â�¢ Jebakan Di Facebook  

Lem Luar Angkasa



Share

Sebuah zat perekat baru dengan bahan yang unik ditemukan. Zat ini bisa membuat benda menempel lebih mudah di luar angkasa. Meski tidak sekuat lem lain yang biasa ditemukan di supermarket, namun ia punya sifat lengket yang unik, khususnya ketika digunakan di lingkungan kering seperti di luar angkasa.

Di ruang angkasa, astronot dapat memanfaatkan lem baru ini misalnya untuk mengganti keramik yang rusak di pesawat. Zat ini juga bisa dimanfaatkan sebagai pemicu saat dipasang di perangkat pendeteksi kelembaban.

Sebagai bahan, lem itu menggunakan peptide – serangkaian asam amino yang umumnya ditemukan di tubuh – yang menjadi semakin lengket saat pH mencapai level 9. Seperti diketahui, skala pH digunakan untuk mengukur seberapa tinggi tingkat keasaman sebuah substansi dengan skala 0 (sangat asam) hingga 14 untuk tingkat terendah.

“Cara kerja peptide ini adalah saat pH dinaikkan, ia akan membentuk jaringan yang panjang. Jaringan-jaringan itu kemudian saling menjerat,” kata John Tomich, seorang profesor dari Kansas State University, yang menemukan bahan perekat tersebut, seperti dikutip dari Space, 30 Maret 2011. “Jika Anda lihat, benda ini tampak seperti spaghetti,” ucapnya.

Tomich menyebutkan, jaringan itu akan membentuk dan jika ia berada di permukaan yang keras, ia akan menangkap ujung dan lubang dari apapun bahan permukaan itu. “Lem umumnya menjadi rapuh dan retak saat kelembaban hilang, akan tetapi zat ini malah semakin lengket,” ucapnya.

“Zat ini juga bisa dimanfaatkan sebagai alat pemicu pada perangkat pendeteksi kelembaban,” ucap Tomich. “Cukup pasangkan zat ini pada sirkuit atau semacamnya. Dan ketika kelembaban mencapai level tertentu, zat ini akan rusak dan mengaktifkan sirkuit yang menghidupkan alarm,” ucapnya.

0 Respon:

Posting Komentar